RINTIK


Malam Frustasi vol. 41



Aku daun terakhir
Rapuh dan kering
Kau datang menjelma rintik
Basah ragaku kau dekap

Namun kau lupa
Bahwa aku daun terakhir
Meski tegar ranting yang kutapak
Sebab derasmu, aku terjatuh
Menyatu tanah, jiwaku lebur

Hilang
Menyisa kenang didalam genang


— hmzh.areezhal







Hari itu
Hujan rintik rintik
Meneteskan luka terdalam
Melepaskan semua memori kelam
Saat aku menantikan dirimu dalam diam
Menjaga kesetiaan, walaupun hari sudah kelam

Rintik hujan itu melepas sembilu
Lalu membasahi jiwa yang sudah mati
Menyadarkan aku bahwa hidup hanya sekali
Yang datang hanya memberi tikaman kalbu
Sudah pantas dibuang ke sungai memori
Tak layak diriku merasakan luka lagi
Majulah, mulai langkah baru kembali

Saatnya menabur bunga harapan
Di atas tanah mati karena pengkhianatan
Pergilah, memori luka
Terima kasih telah membuatku semakin dewasa
Semoga bahagia, salam damai semuanya

— allahu_ghafuur_rahim







Mungkin hanya semacam tetesan
bahkan hanya segelintir embuh yang bertaburan
tapi perihal rintik kehidupan yang
selalu ada masalah begitu mencekam
tapi ada saja keindahan disaat rintik berhamburan
mengambang diatas segala rasa
lesu letih yang selalu ada
perasaan relung jiwa
yang tak selalu baik" saja
seperihalnya semerbak rintik yang membasahi bumi
saat awan berwajah muram
membias penuhi Sukma kasih dalam diri
menuai rindu di penghujung malam
sang Mega kini tersenyum berseri
mendapati denyut nadi yang begitu jelas
tampak bahagia tanpa secuil warna pelangi
namun segalanya akan menjadi sebuah    antusias
berlari tanpa ragu
deraian manja nabastala akan sirna
ia tak mau terlalu lama menungggu
pada relung jiwa yang selalu mendayu-dayu dg penuh irama
tetap tenang untuk sang bumi
sapuan rindu yang 'tak mampu menggoda
ketika lelah bentuk rasa yang suci
menantikan kehadiran permaisuri menyapa mesra
dg ridho ilahi Robbi

— syafiqdhya







Hujan dan kamu
Rintiknya turun bersama dengan cerita-cerita itu
Tentang kamu yang menari-nari setiap hari
Tentang kamu yang senyumnya indah sekali

Lalu hujan menahanmu untuk tidak pergi
Membuatmu harus bercerita lagi dan lagi
Sementara pelangimu belum datang
Dan payung hitammu juga hilang
Aku masih disitu menyebutmu kawan
Akan tetapi perasaanku telah berlebihan

Terlihat jingga di bola matamu
Lampu hijaumu untuk meninggalkanku
Kamu pergi dengan cerita yang belum selesai
Aku berdiri meminta Tuhan menurunkan badai

Lalu hujan turun tanpa dirimu
Masih berharap rintiknya itu kehadiranmu
Masih berharap riuhnya itu suaramu
Karena dinginnya membuatku membeku merindukanmu

— bberkah_







Setiap malam, aku selalu meminta dirimu pada tuhan.
masih teringat dibenakku, kau mengucapkan janji manis mu dibawah rintik air hujan.
tak kau ingatkah manisnya janjimu waktu itu.
janji yang selalu kau ulang dikala aku ragu akan keseriusan mu.

pertemuan kita yang sangatlah sederhana bagi beberapa insan.
pertemuan yang disaksikan oleh rintik air hujan.
rintik air hujan yang menjadi saksi bisu betapa bahagianya kita waktu itu.
akan selalu ku titipkan rinduku pada air hujan hingga kapanpun itu.

akankah tuhan membiarkan kita bertemu kembali.
aku selalu meminta agar kita dipersatukan lagi.
tetapi dirimu tak menginginkan itu terjadi.
nyatanya kau masih tak menginginkan ku sampai saat ini.

— skyzdiablue_







Rintik hujan merintih di langit senja,
Dengan melodi syahdu lautan mengiringi, seakan menjanjikan harapan.

Seburuk itukah cuaca sore ini?
Namun... apalah artinya?

Tuli terhadap seruan.
Buta terhadap perspektif.
Mati terhadap nurani.

Hanya mampu berkoar-koar,
Seperti anjing bang Opet di sebelah rumah.

Kata-kata terbang! Melayang, seakan takkan kembali.
Berbicara bohong, seakan mematikan perasaan.

— ghaziag_







Cahaya kecil dari lilin sisa kemarin
Buku lusuh dan pensil yang seukuran jari kelingkingku
Buk
aku mencita-citakan gelar Dokter di namaku
Aku ingin mengangkat derajat kita

Ini adalah usahaku
Belajar segiat mungkin mampuku
Suara rintik hujan diluar sana dan angin kencang yang membuat listrik padam satu desa bukan alasan patah semangat ku.

Tidurlah yang lelap buk
Akan ada hari dimana kau bangun pagi
Bersiap siap untuk menghadiri acara impianku
Di mana aku dinobatkan menjadi penyelamat nyawa banyak orang.

Untuk hujan malam ini
Rintik mu adalah lagu teman belajarku

— nawnabll_







Bulan tersenyum di antara rintik hujan
Indah sinarnya terangi hati yang kelam
Awan pekat mulai berarak perlahan
Sembunyikan indahnya sinar rembulan

Rindu tersulam bagaikan candu
Mengalun pelan bak buluh perindu
Bait-bait kidung terangkai merdu
Menggelora berirama pilu nan syahdu

Jangan biarkan rindu tertelan senja
Kabarkan padanya tentang rasa yang masih membahana
Titipkan berita melalui indah aksara
Semoga asa teraih sebelum swastamita lesap di batas cakrawala

Jangan biarkan rindumu padam tersapu bayu
Jangan biarkan waktu mengubur rindu
Kobarkan selalu di ruang kalbu
Hingga kau genggam asa yang telah lama berlalu

— mahklukmarss_36







Awan sendu,hariku kelabu
Angin berhembus menghujam hati
Terlalu banyak lelah tuk dijadikan keluh
Namun tak apa,akan ku hadapi dengan teguh
Walau hati dan pikiran saling bersikukuh
Langit tak kuasa lagi membendung hujan
Akhirnya turun rintik-rintik ke bumi
Disertai aroma khas ketika hujan membasahi bumi
Aroma yang membuatku sedikit tenang
Yang tanpa kusadari tak cuma bumi yang basah
Tapi pipiku pun mulai basah dengan air mata
Mataku tak sanggup lagi menahannya
Ditengah dinginnya udara,aku termenung disudut itu
Isi hati dan kepala selalu saja tak sejalan
Mungkin dengan adanya rintik hujan aku tenang
Bersama derainya,aku tenang

— _antariixa







Juni ditutup dengan hujan.
Tak tahu di tempat mu, tapi di sini langitnya murung.
Entah kenapa Juni bagai enggan berlama-lama, padahal aku baru ingin menikmatinya.
Di detik-detik terakhir Juni ini.
Aku bersama kopi, mie, dan tak lupa film roman komedi merayakan malam damai.
Hatiku mengibarkan bendera putih,
Kepalaku menjatuhkan senjata, melepas semua peluru yang tersisa.
Aku menyerah dengan seluruh rintik-rintik hujan yang membersihkan ku.
Entah bukan takdir atau ada rencana yang lebih sempurna, kau belum mengatakan apa-apa.


— amelia.pn_







Hujan
bermula dari rintik hingga bermuara genang
bermula dari titik temu hingga berakhir titik jemu, cukup dikenang.
meski tiada di sisi namun senantiasa ku sisih waktu untuk mu yaitu "merindu".
sebab, ku tau  percuma dekat bila hadir tak di-ingin.
maka cukup bayang mu ku dekap kala dingin, ingin tubuh namun apa daya
jumpa pun tabu.

— xalacoid







Anak berjuang dalam rintik hujan,
Ingin angkat derajat orangtuanya.
Dengan semangat dan kerja keras,
Mewujudkan harapan dan meraih kesuksesan.

Dalam rintik-rintik perjuangannya,
Dia mengejar impian yang sangat tinggi.
Memberikan yang terbaik untuk keluarga,
Cinta dan kebanggaan, itulah maknanya.

— lids0kay







Dia tersenyum dengan lembut,
Dalam setiap rintik hujan yang turun.
Pura-pura bahagia, tanpa beban,
Dalam dunia yang tak terlihat oleh siapa pun.

Matanya berkilauan seperti air,
Tersamar di balik tetes-tetes hujan.
Namun hatinya rapuh, terluka dan pilu,
Dalam kesendirian yang tak terungkapkan.

Dia adalah perempuan dengan luka dan tawa,
Pura-pura bahagia dalam setiap hujan yang turun.
Meski hatinya rapuh, ia tetap berdiri tegar,
Berharap suatu hari bahagia akan menghampirinya lagi.

— ldycntka







Ketika proses mulai menjadi angka
Dan senja pergi meninggalkan mentari
Tak satupun terlihat terang
Begitupula di kejauhan
Keheningan terbias dan menunggumu 
Namun senja tak pernah mengingkari
kesepakatan pergi dan selalu kembali esok hari
Tak pernah lari
Selalu tiba sempurna waktu
Menunggu mentari dan pergi bersamannya
Tak kau sadari betapa indah hari itu
Batapa indah ombak berderu
Menyerbu bibir pantai
Seakan membawa rindu yang hanyut bersamamu.

—avocadorablo







Lihatlah rintik hujan yang perlahan meniadakan awan
Di setiap rintiknya, ia menitipkan rindu yang mengiginkan pertemuan
Begitupun dengan tanah kering yang selama ini menanti hujan
Mengakibatkan semerbak petrichor menguasai udara yang perlahan mendingin
Aroma yang menjadi isyarat betapa bahagianya sebuah pertemuan yang membebaskan dari siksa kerinduan

— zrzqin







Hai hujan
Aku yang berpura-pura tidak menyukaimu
Dikala ku tahu akan ada pelangi setelahmu
Lalu, bagaimana dengan badai?
Jelas aku membencimu
Karna akan banyak korban karna anginmu
Kini, rintik gerimislah yang ku tunggu
Rintik syahdu yang menenangkanku
Rintik hujan sang penyampai rindu

— rinaseptiyani88







Rintik mengetuk jendela rumah usang.

Seraya mengajak penghuninya tuk menari bersamanya.
Bergandengan tangan, 
Tatapan mata mulai tertuju kepada Puan.
Begitu lincah dan anggun menari mengikuti rintik di lantai sandiwara.

Tanpa sadar Puan terikat menyatu dengannya,
Rintik di penghujung hari.

— Nau_razl







Nona,
Kepergian mu yang sebenarnya sejak lama itu akan perlahan ku ikhlaskan
Sesulit apapun menjalani pergulatan batin ini, itu menjadi urusan ku pribadi.

Kau pun tahu nona,
Ini bukan perkara mudah bagi ku
Tapi sudah ku maafkan, jalani saja hari-hari mu bersama jodoh pilihanmu itu.

Cara meninggalkan mu tak perlu ku ceritakan.
Terlalu pahit rasanya, biarkan ini menjadi cerita antara aku, tuhan dan hujan yang kebetulan jatuh begitu deras sore itu.
Iya, ini bukan lagi cerita mu. 

Bahasa ku semakin canggung, menjadi tak berarti
Larut dalam luka yang tak mampu mencegah hati untuk tak mencintai mu.
Bukan lagi perihal rintik hujan, tapi seperti air yang mengalir begitu deras dengan rasa sakit yang tak terkira.

Sakitnya sampai sekarang, masih sulit ku utarakan.

— amrulkhdry__







Tak terasa Juli sudah tiba, 
Diawali dengan rintik-rintik hujan
Mengajarkanku bahwa kesedihan harus dilupakan
Merelakan sesuatu dengan air mata
Kini aku menyerah. 
Kini aku mengaku kalah. 
Kini aku tak sanggup lagi. 
Dan kini aku memutuskan untuk pergi. 
Aku berjuang mati-matian untuk mempertahankan semua ini
Aku bertahan mati-matian atas luka yang kau beri
Tapi bagiku kini sudah dj puncak kesabaranku, 
Kesabaranku belum habis, tapi aku memilih mencintai diriku sendiri. 
Luka yang kau berikan berusaha ku obati sendiri
Obatku bukan cari penggantimu, bukan. 
Obatku aku hanya ingin sendiri dulu
Entah berapa bulan setelah Juli nanti yang akan ku lewati tanpamu
Terimakasih telah merubah hidupku yang penuh dengan warna warni
Terimakasih karna telah pergi begitu cepat hingga tidak berfikir bahwa aku bagian dari di hidupmu 
Maaf untuk segala kesalahan yang pernah kulakukan kepada
Dan maaf tidak pernah memberikanmu kebahagiaan ketika bersamaku

— fahrurrozyy21














Komentar

Postingan Populer