CERITA
Dik..
Titip kelas ini yaa
Jangan hapus coretan di bangku itu
Jangan lepas hiasan perahu kertas dan burung yang menggantung itu.
Coretan bangku,hiasan gantung bahkan sisa kapur sekalipun mereka menyimpan cerita kami
Dimana setiap paginya ramai kami memenuhi kelas.
Satu lagi,
Aku titip kaca yang menempel di dinding pojok kelas itu yaa,
Selain ku pakai untuk merapikan diriku aku juga sering memantaunya lewat kaca itu
Titip cerita ini ya dik..
Cerita kelas akhir dan segala kenangannya
— nawnabll_
Hai, masih ingat kah dikau, di kala malam telah menyelimuti, di kala langit berhias bintang-bintang, di kala bumi bermandikan sinar rembulan. Saat itu di angkringan pinggiran kota, kita duduk bercengkrama, membaur dengan dinginnya udara malam, sembari makan dan minum. Atau saat di perpustakaan kota, yang menjadi awal kita jumpa, yang menjadi awal ketertarikan, yang menjadi awal kekaguman.
Kini semua telah menjadi cerita, cerita yang membawa kisah bahagia, bahagia yang kini menjadi derita, kenangannya menusuk-nusuk isi kepala, memorak-porandakan perasaan, merusak hari-hari yang tenteram. Menyadarkanku bahwa kenangan yang menyenangkan pun dapat menjadi derita yang menyiksa secara perlahan, sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu.
Masa lalu yang tak akan mungkin dapat terulang, walau hanya sepersekian detik. Kenangannya menjadi sebuah senjata yang paling menyiksa. Senjata yang dapat membuat bulir air mata, mengalir membasahi wajah.
Walau mencoba menahan sembari mengusap perlahan dengan tangan, namun tetap tak tertahan. Merubah perasaan suka menjadi duka, hal yang menyenangkan dulu, kini menjadi hal yang menyedihkan, sebab waktu yang telah kita lalui tak kan pernah bisa terulang kembali. Ternyata cerita gembira dapat menjadi derita.
— zrzqin
Teras rumah yang basah dikala petang
Sementara waktu terus berdetak
Rintik hujan menjadi badai
Lalu sudah beberapa senja
Mari kuceritakan sedikit kisah
Tentang manusia yang kerap dilanda resah
Saat senja menuju malam yang gelap
Gelisah yang tak menentu
Seolah jalannya buntu
Menentang petang
Menyangkal malam
Fana menggoda
Sepi membisu
Namun senyum membentang
Berdalih pada senja
Pantulan matahari yang terbenam
Hanyalah hiasan
Bagi yang terluka jiwanya
Ruang ruang harapan
Angin yang riuh
Menimbulkan dendangan alam
Asri namun berisik
Gelap gulita
Sunyi berkawan
Lalu pekat
Jiwanya terlalu rapuh
Menghadapi kenyataan
Acapkali berdendang sendiri
Dengan dunianya
— fahrurrozyy21
Ada diorama di samping jendela
Merekam luka
Merekam tawa
Sampai rasa angkara
Banyak cerita bahagia
Namun semesta dipenuhi samsara
Aku telah disakiti oleh jutaan derita
Mulai ibu yang kucintai
Lalu "saudara" sendiri
Dari dianggap sampah
Hingga direndahkan layaknya aib
Bagai kata pujangga, obat jadi barah
Diorama itu
Selalu mengiringi jalan ini
Menemani, melebihi bayanganku sendiri
Yang pergi kala cahaya tak ada lagi
— allahu_ghafuur_rahim
Mulailah cerita ini dari titik terang,
Di ladang yang tidak lagi subur,
Bersama sang fajar, harap muncul perlahan,
Kala embun bertatap dengan mentari nan riang.
Di sinilah kisah cinta tersembunyi,
Antara sepasang hati yang berkisar tak terhingga.
Mereka saling membingkai kesempurnaan,
Seiring waktu, bagai mimpi yang jadi nyata.
Namun, cerita tak selalu berjalan mulus,
Ada pula liku dan duka yang merintangi jalan.
Kekecewaan dan air mata pun mengalir,
Namun cinta tak pernah layu terhapus.
Begitu juga dengan cerita kita,
Tersapu waktu yang tak kenal kompromi.
Kisah abadi dalam kenangan tak terlupakan,
Menyimpan rindu yang selalu hadir di hati.
Cerita ini tak akan pernah usai,
Ia terus berputar dalam lirik kehidupan.
Bagai alunan musik nan lembut membelai,
Mengiringi setiap langkah di dalam ranah zaman.
— op.sesat
Bicara tentang Juni,
mungkin itu sudah menjadi perbincangan basi di kursi sastra
Di antara dialektika dan romansa,
Kau pilih yang mana?
cinta?, Bahkan aku tak memberikan pilihan itu untukmu
Baiklah,
aku tak akan bertanya tentang apa yang tak kau suka,
Melainkan,
Ku biarkan dirimu membuka cerita untukku yang merindu dalam sewindu
Benar, aku berbohong atas rasaku selama ini.
benar, aku belum bisa membuatmu tersenyum selama sewindu lalu,
pun benar, takdir tuhan tak pernah salah
kini kita bersama lagi, setelah sewindu itu
Kita bercengkrama kembali,
dan kau
Berceritalah untukku, sayang
— nauffalroffif_
Burung-burung berkicau memecahkan sunyi
Riuh angin tenggelamkan pada suatu lorong hari
Derai hujan turun membashi bumi yang telah mati
Kau beri aku kesempatan mengingatMu kembali
Aku seolah asteria yang kehilangan cahaya
Layaknya penumpang kapal yang kehilangan nahkoda
Jika pada nestapa ini aku bisa membacaMu
Pada seluruh air mataku,aku ikhlas pada jalan takdirMu
Bantu aku mencintai kehidupan yang abadi itu
MerindukanMu disela napas-napasku
Menyebut namaMu disetiap waktuku
Tanpa ada lelah karena padaMu aku berpasrah
Bila pada suatu saat nanti
Cerita ceritaku sudah tak ada lagi dibumi
Impian-impianku semua sudah terpenuhi
Aku hanya ingin pulang dg keridhoanMu yang kunanti
Bolehkah aku berteduh dibawah pohon jiwaMu
Bolehkah aku menetap dibawah pejaman mataMu
Menikmati dinginnya mata airMu yang tak ada habisnya itu
Biarkan kusimpan dikemaraunya mataku karna hanya Engkaulah yang kutuju
— niaraaaalia
Masa-masa..
waktu banyak yang dimakan,setelah itu diminum
Kemudian dinikmati bersama...
tujuh berkumpul, dua tertawa, empat bercerita, satu tertidur
satu minggu berlalu..
Pergi hilang ,duka datang,
Dan pamit yang tersirat..
semua baik, mungkin sudah garis diakhir ceritamu..
Selamat jalan kawan semoga bertemu diketidaksengajaan
Selanjutnya.
— chuendirattos
Jalan-jalan yg kita lalui
Jalan-jalan panjang tak berujung
Jalan-jalan buntu
Jalan-jalan tanpa rambu
Jalan-jalan menuju pulang.
Cerita-cerita yg kita alami
Cerita-cerita yg panjang
Cerita yg penuh plot twist
Cerita yg membawa lukanya sendiri
Luka yg di titip untuk hidup yg sebentar.
Dan pada akhirnya semua luka yg ada
membawa penawarnya sendiri.
Kecuali, luka kehilangan.
— azismunandarr
cerita
bukan melulu tentang cinta
nemathomorpa bah kan keluarga
yang selalu menyaksikan kehidupan mu
bahkan sifat ke ala an mu
yang tak pantas menjadi objek Validasi
apa lagi imitasi yang ke kurang dalam semua benak hati
luntang-lantung hidupku yang bahkan ku tak bisa jelaskan
yang bayak tujuan namun susah di impikan
— syafiqdhya
Singkat saja
Aku ingin sekali bercerita
Bercerita panjang denganmu
Menceritakan satu dua hal padamu, dari bahagia dan tawa sampai duka dan lara
Tapi ceritaku tak perlu panjang, singkat saja
Karena kamu lah keseluruhan dari cerita itu
— qolahu
Titip kelas ini yaa
Jangan hapus coretan di bangku itu
Jangan lepas hiasan perahu kertas dan burung yang menggantung itu.
Coretan bangku,hiasan gantung bahkan sisa kapur sekalipun mereka menyimpan cerita kami
Dimana setiap paginya ramai kami memenuhi kelas.
Satu lagi,
Aku titip kaca yang menempel di dinding pojok kelas itu yaa,
Selain ku pakai untuk merapikan diriku aku juga sering memantaunya lewat kaca itu
Titip cerita ini ya dik..
Cerita kelas akhir dan segala kenangannya
— nawnabll_
Hai, masih ingat kah dikau, di kala malam telah menyelimuti, di kala langit berhias bintang-bintang, di kala bumi bermandikan sinar rembulan. Saat itu di angkringan pinggiran kota, kita duduk bercengkrama, membaur dengan dinginnya udara malam, sembari makan dan minum. Atau saat di perpustakaan kota, yang menjadi awal kita jumpa, yang menjadi awal ketertarikan, yang menjadi awal kekaguman.
Kini semua telah menjadi cerita, cerita yang membawa kisah bahagia, bahagia yang kini menjadi derita, kenangannya menusuk-nusuk isi kepala, memorak-porandakan perasaan, merusak hari-hari yang tenteram. Menyadarkanku bahwa kenangan yang menyenangkan pun dapat menjadi derita yang menyiksa secara perlahan, sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu.
Masa lalu yang tak akan mungkin dapat terulang, walau hanya sepersekian detik. Kenangannya menjadi sebuah senjata yang paling menyiksa. Senjata yang dapat membuat bulir air mata, mengalir membasahi wajah.
Walau mencoba menahan sembari mengusap perlahan dengan tangan, namun tetap tak tertahan. Merubah perasaan suka menjadi duka, hal yang menyenangkan dulu, kini menjadi hal yang menyedihkan, sebab waktu yang telah kita lalui tak kan pernah bisa terulang kembali. Ternyata cerita gembira dapat menjadi derita.
— zrzqin
Teras rumah yang basah dikala petang
Sementara waktu terus berdetak
Rintik hujan menjadi badai
Lalu sudah beberapa senja
Mari kuceritakan sedikit kisah
Tentang manusia yang kerap dilanda resah
Saat senja menuju malam yang gelap
Gelisah yang tak menentu
Seolah jalannya buntu
Menentang petang
Menyangkal malam
Fana menggoda
Sepi membisu
Namun senyum membentang
Berdalih pada senja
Pantulan matahari yang terbenam
Hanyalah hiasan
Bagi yang terluka jiwanya
Ruang ruang harapan
Angin yang riuh
Menimbulkan dendangan alam
Asri namun berisik
Gelap gulita
Sunyi berkawan
Lalu pekat
Jiwanya terlalu rapuh
Menghadapi kenyataan
Acapkali berdendang sendiri
Dengan dunianya
— fahrurrozyy21
Ada diorama di samping jendela
Merekam luka
Merekam tawa
Sampai rasa angkara
Banyak cerita bahagia
Namun semesta dipenuhi samsara
Aku telah disakiti oleh jutaan derita
Mulai ibu yang kucintai
Lalu "saudara" sendiri
Dari dianggap sampah
Hingga direndahkan layaknya aib
Bagai kata pujangga, obat jadi barah
Diorama itu
Selalu mengiringi jalan ini
Menemani, melebihi bayanganku sendiri
Yang pergi kala cahaya tak ada lagi
— allahu_ghafuur_rahim
Mulailah cerita ini dari titik terang,
Di ladang yang tidak lagi subur,
Bersama sang fajar, harap muncul perlahan,
Kala embun bertatap dengan mentari nan riang.
Di sinilah kisah cinta tersembunyi,
Antara sepasang hati yang berkisar tak terhingga.
Mereka saling membingkai kesempurnaan,
Seiring waktu, bagai mimpi yang jadi nyata.
Namun, cerita tak selalu berjalan mulus,
Ada pula liku dan duka yang merintangi jalan.
Kekecewaan dan air mata pun mengalir,
Namun cinta tak pernah layu terhapus.
Begitu juga dengan cerita kita,
Tersapu waktu yang tak kenal kompromi.
Kisah abadi dalam kenangan tak terlupakan,
Menyimpan rindu yang selalu hadir di hati.
Cerita ini tak akan pernah usai,
Ia terus berputar dalam lirik kehidupan.
Bagai alunan musik nan lembut membelai,
Mengiringi setiap langkah di dalam ranah zaman.
— op.sesat
Bicara tentang Juni,
mungkin itu sudah menjadi perbincangan basi di kursi sastra
Di antara dialektika dan romansa,
Kau pilih yang mana?
cinta?, Bahkan aku tak memberikan pilihan itu untukmu
Baiklah,
aku tak akan bertanya tentang apa yang tak kau suka,
Melainkan,
Ku biarkan dirimu membuka cerita untukku yang merindu dalam sewindu
Benar, aku berbohong atas rasaku selama ini.
benar, aku belum bisa membuatmu tersenyum selama sewindu lalu,
pun benar, takdir tuhan tak pernah salah
kini kita bersama lagi, setelah sewindu itu
Kita bercengkrama kembali,
dan kau
Berceritalah untukku, sayang
— nauffalroffif_
Burung-burung berkicau memecahkan sunyi
Riuh angin tenggelamkan pada suatu lorong hari
Derai hujan turun membashi bumi yang telah mati
Kau beri aku kesempatan mengingatMu kembali
Aku seolah asteria yang kehilangan cahaya
Layaknya penumpang kapal yang kehilangan nahkoda
Jika pada nestapa ini aku bisa membacaMu
Pada seluruh air mataku,aku ikhlas pada jalan takdirMu
Bantu aku mencintai kehidupan yang abadi itu
MerindukanMu disela napas-napasku
Menyebut namaMu disetiap waktuku
Tanpa ada lelah karena padaMu aku berpasrah
Bila pada suatu saat nanti
Cerita ceritaku sudah tak ada lagi dibumi
Impian-impianku semua sudah terpenuhi
Aku hanya ingin pulang dg keridhoanMu yang kunanti
Bolehkah aku berteduh dibawah pohon jiwaMu
Bolehkah aku menetap dibawah pejaman mataMu
Menikmati dinginnya mata airMu yang tak ada habisnya itu
Biarkan kusimpan dikemaraunya mataku karna hanya Engkaulah yang kutuju
— niaraaaalia
Masa-masa..
waktu banyak yang dimakan,setelah itu diminum
Kemudian dinikmati bersama...
tujuh berkumpul, dua tertawa, empat bercerita, satu tertidur
satu minggu berlalu..
Pergi hilang ,duka datang,
Dan pamit yang tersirat..
semua baik, mungkin sudah garis diakhir ceritamu..
Selamat jalan kawan semoga bertemu diketidaksengajaan
Selanjutnya.
— chuendirattos
Jalan-jalan yg kita lalui
Jalan-jalan panjang tak berujung
Jalan-jalan buntu
Jalan-jalan tanpa rambu
Jalan-jalan menuju pulang.
Cerita-cerita yg kita alami
Cerita-cerita yg panjang
Cerita yg penuh plot twist
Cerita yg membawa lukanya sendiri
Luka yg di titip untuk hidup yg sebentar.
Dan pada akhirnya semua luka yg ada
membawa penawarnya sendiri.
Kecuali, luka kehilangan.
— azismunandarr
cerita
bukan melulu tentang cinta
nemathomorpa bah kan keluarga
yang selalu menyaksikan kehidupan mu
bahkan sifat ke ala an mu
yang tak pantas menjadi objek Validasi
apa lagi imitasi yang ke kurang dalam semua benak hati
luntang-lantung hidupku yang bahkan ku tak bisa jelaskan
yang bayak tujuan namun susah di impikan
— syafiqdhya
Singkat saja
Aku ingin sekali bercerita
Bercerita panjang denganmu
Menceritakan satu dua hal padamu, dari bahagia dan tawa sampai duka dan lara
Tapi ceritaku tak perlu panjang, singkat saja
Karena kamu lah keseluruhan dari cerita itu
— qolahu
Komentar
Posting Komentar