USIK
Malam Frustasi vol. 40
Keinginan hati ingin tenang
Apalah daya kau kembali hadir dalam rongga kepala usik semua usaha ku melupakanmu
Hancur sudah tembok tinggi yang dulu ku bangun kukuh
Tembok yang kubangun untuk menghalangi bayanganmu kembali usik hdupku
Jujur, posisi mu di hatiku sudah tergantikan
Dia sangat indah bermahkotakan cinta duduk manis di singgasana hatiku
Tapi mengapa, kenangan usang ttg kita kembali datang usik ketenanganku
Ingin rasanya ku usir bayang itu, tqpi semakin ku usir malah semakin menjadi
Tolong menjauh lah,
Apapun yg terjadi brbahagialah dngn pilihanmu
Jangan usik lagi kebahagiaan ku bersama ratu baru di hatiku
Jangan hancurkan usaha kerasku membersihkan rumahku setelah kepergianmu dlu
Aku tidak benci, aku hanya butuh kehidupan baru
— 17.12.r
Berisik,mengusik!
Langit..
Coba lihat bawah
Isi dunia ramai manusia
Manusia perusak tenang jiwa.
Wahai dikau jiwa yang kacau..
Coba lihatlah pada daun,
Bagaimana si ulat yang memakannya habis,
Angin yang mengugurkannya jauh,serta embun yang membuatnya kuyup disetiap paginya.
Daun tidak pernah membenci mereka,
Meski mereka selalu merusak suasana si daun.
Ucap sang langit"
Entah part keberapa cerita perusak jiwa jadi pemeran utama
Ah sial,
Sekitarku berisik dan mengusik!
— nawnabll_
Jangan sesekali kau usik kesunyian
jangan sesekali kau usik kesendirian
tingkah dan perkataan mu ta sesuai
semuanya hanya sekedar buai
Jangan kau usik sunyi
dengan kata-kata puisimu
Sunyi hanya milik abadi waktu
Dan kau hanya segurat cahaya air
Berhenti mencariku
Tak akan ku hiraukan godaanmu
Wanita friendly sepertimu
Tak pantas dapat cinta dariku
Maaf kamu kehilanganku.
— allfiangfr
yang ku tau dari dulu bahagiamu hanyalah dia
sekarang kau telah mendapatkan nya
dan kau membuangku layaknya sampah
aku tau, kau tak akan pernah membiarkan ku untuk mengusiknya
kau menjaganya bak seorang ratu dikehidupan mu
sedangkan aku hanyalah debu di masalalu mu
aku tau, kau tak akan membiarkan debu itu menyentuh sang ratu dihatimu
tapi ketahuilah, aku tak akan pernah mengusik bahagiamu
aku hanya bertanya, mangapa hanya aku yang menjagamu dulu
tapi kembali ku tau, yang kau mau hanyalah dia bukan aku
sekarang aku telah mengalah dan tak akan mengusik wanita mu itu
jangan sakiti dia layaknya aku, agar tak terbuang secara percuma waktuku untuk melupakan mu
— skyzdiablue_
Dulu seperti esok bagai waktu yang berjalan mundur, namun kaki melangkah seakan tak bearah, kini, di pagi ini aku melupakan masa depan dan masa lalu yang ku harapkan, ingin ku dapatkan, namun tak pernah tersampaikan,
karena bayang-bayang manismu mengusikku di malam yang sunyi dan melupakan ku di pagi yang cerah, indah dalam pandangan namun hilang dalam kenyataan, waktu pun mengusik matahari untuk terus berlalu, namun malam masih mengingatkan tentang aku, kau dan sebuah candaan yang bila aku tak mengingat nya tersenyum dan jika membayangkannya menjadi hampa.
— rudy_mahend
Di dalam alam khayal, aku berkelana,
Menemukan sebuah tema yang menggoda,
"Usik", kisahkan tentang canda,
Puisi ini hadir, untukmu kumiliki.
Seperti angin yang berbisik lembut,
Kugoda pikiranmu, menusuk relung hati yang sunyi,
Usikkan ragamu dengan gairah tak terduga,
Biar guncangannya menggetarkan jiwa yang sendu.
Aku adalah penari kata, yang mengusikmu dengan puisi,
Menggelitik imajinasi, merayu kekosongan yang ada,
Hadir dalam mimpi, mencuri senyum di siang hari,
Jangan takut, itulah pesonaku.
Jadi izinkanlah puisi ini merayumu,
Mengusik hati dan pikiranmu yang sedang bertanya,
Dalam irama dan bait yang penuh senyum,
Biarkan usikan ini mengikat kita dalam puisi yang abadi.
— op.sesat
Tubuh yang lelah
Menghadapi segala masalah
Dari hari terang hingga kelam
Melewati tengah malam
Diriku kini melemah
Kemalasan
Mengusik keseriusan
Melukai semangat perjuangan
Di kala waktu yang makin jahat
Menusuk perasaan tanpa kemanusiaan
Memaksa diriku menjadi kuda ringkih
Yang sudah semakin letih
Yang dalam hitungan masa, menanti untuk mati
— allahu_ghafuur_rahim
Kesal ku semakin menjadi
Ketika sang mentari berkata untuk pergi
Dan apa yang ku rajut semakin tak terarah
Bermetamora menjadi amarah
Repetisi yang tiap hari ku dengar
Yang tiap saat kau cantumkan dalam ingatanku
Kini telah mengusik akalku
Ingin saja ku tampar kenyataan yang kian membisu
Jika memang tak lagi kau hapus tiap air mataku
Biarkan saja ia mengalir, menggenang, atau hilang
Tak perlu kau tutupi dengan luka yang tiap saat kau gores
Atau lagu yang membisik dengan panah di ujungnya
Aku mencintaimu dengan suara yang tiap saat mengusikku
Dengan Wajah yang tiap saat memancing amarahku
Dan seribu dengan lainnya, yang kian mengganggu ku
— juantokn_
Sebelumnya aku begitu mencintai sebuah tenang,
diam, dan kawan-kawannya.
Berusaha menyatu dengan semua keributan di kepala
Dan berusaha menahan apapun yang ingin dilakukan
Ketika waktu itu tiba, entah aku yang terlalu senang atau kamu yang sekedar bersenang-senang
Kamu usik semua keheningan,
membuatnya menjadi sangat ramai dan berantakan
Kamu usik setiap inchi dari perasaan ini, hingga membuatnya merasa tersakiti dan tak berarti
— Elminara_mel
Usik
Entah berapa kali aku menyerah,
tetap saja bayang mu menjarah hal buruk tentang mu,
Berulang kau hujam, hati ku dengan senyum mematikan mu, seketika tertikam.
Aku tidak apa!
Kau begitu pandai mengusik, kepala ku kini penuh dengan andai, tapi aku senang.
Andai, ah sudah...
jangan terlalu terbuai.
Ya ku akui, pikiran ku hanya diri mu melulu,
hanya pada mu rindu ku meluluh, seluruh tiada sisa kecuali yang esa,
senantiasa ku minta agar kau selalu terjaga di kepala ku, kita bersama baik kemarin, hari ini, esok dan selamanya.
- Tamselan
Aku sedang berusaha menjalani
tapi tak kulihat kamu menghargai
aku genggam tangan mu
tak pernah kau genggam kembali,
katakan jika kamu terusik
sayangku tertanda oleh berisik
berhenti kasihan lagi
menerima ku dengan alasan klasik
— anikoszhri
seringkali kudengar kata "usik"
dengan gemuruhnya isi kepala yang berisik
yang membuatku selalu merasa tidak baik
hingga akhirnya pelarianku hanya bercanda tawa dengan kawan hingga merasa bahwa hari ini sudah cukup asik, terima kasih kawan
— candyman7
usik usik dan usik
kamu terus mengusik ku
dengan kesalahan dimasa lalu ku
hingga setiap perdebatan
yg disalahkanhanyalah aku
tanpa pernah memikirkan
sejauh mana perubahan ku
— aca.aca10_
Apalah daya kau kembali hadir dalam rongga kepala usik semua usaha ku melupakanmu
Hancur sudah tembok tinggi yang dulu ku bangun kukuh
Tembok yang kubangun untuk menghalangi bayanganmu kembali usik hdupku
Jujur, posisi mu di hatiku sudah tergantikan
Dia sangat indah bermahkotakan cinta duduk manis di singgasana hatiku
Tapi mengapa, kenangan usang ttg kita kembali datang usik ketenanganku
Ingin rasanya ku usir bayang itu, tqpi semakin ku usir malah semakin menjadi
Tolong menjauh lah,
Apapun yg terjadi brbahagialah dngn pilihanmu
Jangan usik lagi kebahagiaan ku bersama ratu baru di hatiku
Jangan hancurkan usaha kerasku membersihkan rumahku setelah kepergianmu dlu
Aku tidak benci, aku hanya butuh kehidupan baru
— 17.12.r
Berisik,mengusik!
Langit..
Coba lihat bawah
Isi dunia ramai manusia
Manusia perusak tenang jiwa.
Wahai dikau jiwa yang kacau..
Coba lihatlah pada daun,
Bagaimana si ulat yang memakannya habis,
Angin yang mengugurkannya jauh,serta embun yang membuatnya kuyup disetiap paginya.
Daun tidak pernah membenci mereka,
Meski mereka selalu merusak suasana si daun.
Ucap sang langit"
Entah part keberapa cerita perusak jiwa jadi pemeran utama
Ah sial,
Sekitarku berisik dan mengusik!
— nawnabll_
Jangan sesekali kau usik kesunyian
jangan sesekali kau usik kesendirian
tingkah dan perkataan mu ta sesuai
semuanya hanya sekedar buai
Jangan kau usik sunyi
dengan kata-kata puisimu
Sunyi hanya milik abadi waktu
Dan kau hanya segurat cahaya air
Berhenti mencariku
Tak akan ku hiraukan godaanmu
Wanita friendly sepertimu
Tak pantas dapat cinta dariku
Maaf kamu kehilanganku.
— allfiangfr
yang ku tau dari dulu bahagiamu hanyalah dia
sekarang kau telah mendapatkan nya
dan kau membuangku layaknya sampah
aku tau, kau tak akan pernah membiarkan ku untuk mengusiknya
kau menjaganya bak seorang ratu dikehidupan mu
sedangkan aku hanyalah debu di masalalu mu
aku tau, kau tak akan membiarkan debu itu menyentuh sang ratu dihatimu
tapi ketahuilah, aku tak akan pernah mengusik bahagiamu
aku hanya bertanya, mangapa hanya aku yang menjagamu dulu
tapi kembali ku tau, yang kau mau hanyalah dia bukan aku
sekarang aku telah mengalah dan tak akan mengusik wanita mu itu
jangan sakiti dia layaknya aku, agar tak terbuang secara percuma waktuku untuk melupakan mu
— skyzdiablue_
Dulu seperti esok bagai waktu yang berjalan mundur, namun kaki melangkah seakan tak bearah, kini, di pagi ini aku melupakan masa depan dan masa lalu yang ku harapkan, ingin ku dapatkan, namun tak pernah tersampaikan,
karena bayang-bayang manismu mengusikku di malam yang sunyi dan melupakan ku di pagi yang cerah, indah dalam pandangan namun hilang dalam kenyataan, waktu pun mengusik matahari untuk terus berlalu, namun malam masih mengingatkan tentang aku, kau dan sebuah candaan yang bila aku tak mengingat nya tersenyum dan jika membayangkannya menjadi hampa.
— rudy_mahend
Di dalam alam khayal, aku berkelana,
Menemukan sebuah tema yang menggoda,
"Usik", kisahkan tentang canda,
Puisi ini hadir, untukmu kumiliki.
Seperti angin yang berbisik lembut,
Kugoda pikiranmu, menusuk relung hati yang sunyi,
Usikkan ragamu dengan gairah tak terduga,
Biar guncangannya menggetarkan jiwa yang sendu.
Aku adalah penari kata, yang mengusikmu dengan puisi,
Menggelitik imajinasi, merayu kekosongan yang ada,
Hadir dalam mimpi, mencuri senyum di siang hari,
Jangan takut, itulah pesonaku.
Jadi izinkanlah puisi ini merayumu,
Mengusik hati dan pikiranmu yang sedang bertanya,
Dalam irama dan bait yang penuh senyum,
Biarkan usikan ini mengikat kita dalam puisi yang abadi.
— op.sesat
Tubuh yang lelah
Menghadapi segala masalah
Dari hari terang hingga kelam
Melewati tengah malam
Diriku kini melemah
Kemalasan
Mengusik keseriusan
Melukai semangat perjuangan
Di kala waktu yang makin jahat
Menusuk perasaan tanpa kemanusiaan
Memaksa diriku menjadi kuda ringkih
Yang sudah semakin letih
Yang dalam hitungan masa, menanti untuk mati
— allahu_ghafuur_rahim
Kesal ku semakin menjadi
Ketika sang mentari berkata untuk pergi
Dan apa yang ku rajut semakin tak terarah
Bermetamora menjadi amarah
Repetisi yang tiap hari ku dengar
Yang tiap saat kau cantumkan dalam ingatanku
Kini telah mengusik akalku
Ingin saja ku tampar kenyataan yang kian membisu
Jika memang tak lagi kau hapus tiap air mataku
Biarkan saja ia mengalir, menggenang, atau hilang
Tak perlu kau tutupi dengan luka yang tiap saat kau gores
Atau lagu yang membisik dengan panah di ujungnya
Aku mencintaimu dengan suara yang tiap saat mengusikku
Dengan Wajah yang tiap saat memancing amarahku
Dan seribu dengan lainnya, yang kian mengganggu ku
— juantokn_
Sebelumnya aku begitu mencintai sebuah tenang,
diam, dan kawan-kawannya.
Berusaha menyatu dengan semua keributan di kepala
Dan berusaha menahan apapun yang ingin dilakukan
Ketika waktu itu tiba, entah aku yang terlalu senang atau kamu yang sekedar bersenang-senang
Kamu usik semua keheningan,
membuatnya menjadi sangat ramai dan berantakan
Kamu usik setiap inchi dari perasaan ini, hingga membuatnya merasa tersakiti dan tak berarti
— Elminara_mel
Usik
Entah berapa kali aku menyerah,
tetap saja bayang mu menjarah hal buruk tentang mu,
Berulang kau hujam, hati ku dengan senyum mematikan mu, seketika tertikam.
Aku tidak apa!
Kau begitu pandai mengusik, kepala ku kini penuh dengan andai, tapi aku senang.
Andai, ah sudah...
jangan terlalu terbuai.
Ya ku akui, pikiran ku hanya diri mu melulu,
hanya pada mu rindu ku meluluh, seluruh tiada sisa kecuali yang esa,
senantiasa ku minta agar kau selalu terjaga di kepala ku, kita bersama baik kemarin, hari ini, esok dan selamanya.
- Tamselan
Aku sedang berusaha menjalani
tapi tak kulihat kamu menghargai
aku genggam tangan mu
tak pernah kau genggam kembali,
katakan jika kamu terusik
sayangku tertanda oleh berisik
berhenti kasihan lagi
menerima ku dengan alasan klasik
— anikoszhri
seringkali kudengar kata "usik"
dengan gemuruhnya isi kepala yang berisik
yang membuatku selalu merasa tidak baik
hingga akhirnya pelarianku hanya bercanda tawa dengan kawan hingga merasa bahwa hari ini sudah cukup asik, terima kasih kawan
— candyman7
usik usik dan usik
kamu terus mengusik ku
dengan kesalahan dimasa lalu ku
hingga setiap perdebatan
yg disalahkanhanyalah aku
tanpa pernah memikirkan
sejauh mana perubahan ku
— aca.aca10_
Komentar
Posting Komentar