MAKAM
![]() |
Raw from @emylinda368 |
Malam Frustasi vol. 39
Aku dan kamu sama, sama sama hanya singgah.
tapi haruskah aku singgah lebih lama.
kamu yang lebih dulu meninggalkan dunia.
dan meninggalkan aku sendiri tak terarah.
Aku disini tetap menunggu kamu.
aku diatas tanah, dan kamu didalamnya.
bagaimana? rindukah kamu dengan aku.
aku tanpa kamu, rasanya seperti mati rasa.
Ketahuilah, makam mu akan selalu indah.
tolong jagalah aku dari atas sana.
terimakasih untuk waktunya.
aku berjanji akan selalu bahagia.
— skyzdiablue_
Di antara deru waktu yang tak henti
Ada yang terkubur dalam sunyi senyap
Tak lain adalah cita-cita yang dahulu menghuni
Kini terkapar di dalam makam
Terdiam sunyi tak bergerak
Seperti ada yang telah hilang dalam kesedihan
Tak lagi bersinar dalam hati yang dulu terang benderang
Kini tinggal kenangan yang semakin memudar
Namun biarkanlah ia terkubur dalam damai
Dalam lelap yang abadi
Karena setiap cita-cita telah menemukan jalan
Dalam hidup atau pun dalam mati
Kita hanyalah manusia yang berlari
Menuju takdir yang telah ditentukan
Dan segala cita-cita yang pernah terpendam
Kini terkubur dalam makam yang sunyi
Namun biarkanlah ia menjadi pelita
Di dalam setiap langkah kita
Menuntun kita menuju masa depan
Yang lebih cerah dan lebih bermakna.
— maryooktavianus01
Ada sebatang batu
Tak tinggi, cuma 50 senti
Berdiri di tepian kali
Sendiri, tanpa ditemani
Batu itu adalah nisan
Penanda adanya makam
Liang lahat jati diri
Ia tlah lama hilang, lalu mati
Hariku dulu kaya akan canda tawa
Bahkan aku merasakan surga dunia
Sayang sekali, berubah seketika
Keluarga saling membenci
Keberhasilan kecil atau besar tak pernah dihargai
Kesalahan tanpa kesengajaan hanya diganjar hukuman
Luka menganga
Hingga datang badai rasa tak percaya
Hilang sudah diri
Dibawa derai kebencian
Derai yang bermuara ke dendam
Hingga tiap hari hanya menahan ironi
Nisan
Menjadi saksi kebisuan
Hati yang hilang harapan
Hati yang merindukan
Sesosok kebahagiaan
Yang tak aku temukan dalam diorama kehidupan
Ciptaan Tuhan
— allahu_ghafuur_rahim
Kemana perginya mereka yang telah mati?
kemana mereka akan dibawa?
Pemakaman
Sebelum mereka di tumpuk tanah
mengapa harus?
tak ada cara lain?
Makam ialah tempat tinggal, kediaman, bersemayam
persinggahan terakhir manusia
disana;
ada banyak sekali tangis penyesalan
meminta ampunan
ada banyak sekali rindu yang menderu
menggebu--meminta pertemuan
ada banyak sekali wajah kecewa
meminta raga tetap menjadi milik-Nya
namun mustahil
Ada banyak sekali perasaan melankolis
yang tumpah di pemakaman
menyeruak dan mengakar
ke dalam tanah
— azismunandarr
Tiap hari, jam, menit, bahkan detik yang berlalu. Setidaknya satu manusia pindah, menempati kediaman baru yang dinamakan makam. Memenuhi panggilan-Nya adalah kebahagiaan bagi yang telah bersiap, adalah penderitaan bagi yang tak pernah bersiap. Kita hanya bisa menunggu giliran untuk dipindahkan, meninggalkan seluruh titipan.
2 tahun lalu , giliranmu tiba. Entah itu sebuah kebahagiaan atau kesengsaraan bagimu. Tapi satu yang pasti, selama nafasku berhembus, jantungku berdetak, waktu yang terus berdetik, aku selalu mendoakan kebahagiaanmu.
Engkau, yang tak pernah lepas dalam ingatanku. Aku, yang tak akan pernah bisa melupakanmu. Teringat masa indah kita dahulu, masa di mana engkau tak peduli sebejat apa sikapku, setajam apa lisanku menusuk jantungmu. Engkau tetap terus memperhatikanku, tulus menyayangiku.
Kini aku dalam kerinduan, yang berharap hembusan angin menyampaikan rindu dalam malam syahdu. Semenjak kau pergi, langit bagiku tak lagi cerah, selalu mendung dan sesekali hujan tak berkesudahan.
Engkau yang telah lama pergi memenuhi panggilan-Nya. Namun hatiku masih tetap hancur berantakan, berserakan, tak akan pernah bisa kembali utuh walau seluruh dunia mencoba membantu memperbaiki. Selalu muncul dan mengalir deras mata air air mata, saat aku teringat dirimu. Sesekali aku mengunjungi rumah kecilmu, melihat gundukan tanah dan batu yang berdiri dengan bertuliskan namamu. Hanya doa yang dapat kukirimkan dan berharap bisa bertemu kembali walau hanya dalam mimpi, Ibu.
— zrzqin
Terinjak-injak, tapi dihujani tangis dan duka
dihindari dan terkesan menakutkan, tapi hanya selintas dipedulikan
Menurutmu apa hakikat kematian dan pemakaman?
apakah sesederhana telah habis kesempatan di dunia dan waktunya untuk istirahat selamanya?
atau serumit kehidupan setelahnya bagi mereka yang menyadarinya?
Bagaimanapun, semoga makna tersebut tidak semudah kamu melihat dan menginjak,
kemudian menangisi sejenak sampai tidak peduli dan lupa
karena yang mengetahui apa yang misterius di dalamnya,
hanya mereka yang peduli dengan hakikat kehidupan yang sebenarnya.
— fahkamilah
Rumah seperti makam
diam sebab tertekan
mendekam karena diterkam
dan menangis karena dendam
Batin rasa tak kuat
harus mendekam di dalam bangunan penuh rajam
tak mau berdalih tapi luka sungguh perih
luka tak ada namun perih sungguh terasa
Sadar salah tapi tetap tak mau kalah
sebab ego dijunjung tinggi harga mati
tak mau kalah juga tak ada penengah
tak ada kata diam seribu bahasa
Kata katanya sungguh mudah merasuk ke dada
tak mau kalah mulut menjawab dengan nada tingginya
gebrakan kursi menambah suasana
satunya diam memperhatikan dua insan beradu egonya
Ia kata, marah sebab rasa sayang dalam dadanya
tak kuasa sosoku menangis se jadi jadinya
tak merasa kasih sayang benar adanya
marahku menjadi jawab atas sayangnya
Sosok lain ikut beradu emosinya
menitihkan air mata hingga aku tak mampu menatapnya
isak tangis masuk ke telinga
membuat batin sakit di buatnya
tak mereda situasi tetap sama
katanya tak usah menyakiti jika tidak mau mengasihi
tertampar keras jiwa yang lemah
berpikir ternyata seperti ini pandangannya
luka belum membaik
perih begitu mengusik
diam belum mereda
serta jiwa hampir tak ada
kembali terbuka mulutnya berucap kata
mencaci maki sebab ia tak terima
tak sadar bahwa ia adalah sebabnya
tak sadar juga bahwa ia adalah sumbernya
semua pasti ada sebabnya
tampak mata maupun kasat mata
jangan sekedar emosi belaka
tolong dibuka pola pikirnya.
— evanesscentts
Aku datang untuk menengok kepergian cinta yang kini terkubur dalam debu
Tempat terakhir dari segala yang kenangan yang pernah kami jalani
Dan rasa-rasa yang telah sirna
dalam kerinduan yang kini makin mendalam.
Aku datang dengan langkah berat
Menyambangi tempat yang dulu penuh dengan tawa dan canda
Tapi kini hanya tersisa kerinduan dan duka yang berkecamuk dalam hati.
Tepat di depan makam ini aku renungkan semua kenangan yang pernah ada.
Dan menghela dalam-dalam saat melihat nama yang tertera pada batu nisan.
Apapun yang di takdirkan untuk pergi.
Akan pergi cepat atau lambat.
— op.sesat
Makam1945
Makam..
Terlintas hanya ada gelap dan kelam.
Bukan tentang siapa yg ada didalam.
Tapi tentang keluarga yg bersemayam.
Apakah seterusnya kelam?
Tentu tidak!
Di beberapa bagian daerah, itu adalah perayaan.
Bukan hanya tentang sedih atau senang
Bisa juga tentang pembelajaran dan perlawanan!
— sicomo.co.id
Pada hari itu kita tabur kebersamaan
Pada hari ini kami tabur bungan di makammu,
mungkin raga mu terpisah dengan kami
tapi kebaikanmu tetap abadi.
— rifkhi_230326
Kepadamu yang berlalu....
Ada yang tak sempat ku sampaikan,
terlalu cepat gerimis itu datang
Hingga kata-kataku hanyut dibawa
Rintiknya yang genang.
Dengarlah, pada angin aku titipkan pesan,
Jangan pernah Mengurai-ngurai kenang
Pada hujan,sebaris tanya aku sematkan
Apakah rindumu telah makam??
— chuendirattos
Komentar
Posting Komentar