SENYUM 3CM



Kulihat jelas senyum anak kecil yang ikhlas.
Berbanding terbalik dengan senyum kecut ku yang masam; hanya bisa menggerutu, tak pernah mensyukuri


Atau mungkin,  hanya penilaianku yang sepintas? bisa saja persepsiku hanya terbatas.


Ingin rasanya memaki diri, kenapa kau tumbuh pada waktu yang sesat? pada zaman yang tak kunjung damai, yang mengelu-elukan kebebasan tapi ada syarat.

Lah? kok bebas bersyarat sih

Senyum yang lebar dek, jangan pernah takut tersenyum, berkreasilah, berpendapatlah. Karena itulah hakikat dari kebebasan yang tak kunjung bebas.

Dahulu kakak pernah di posisimu, masih bebas tersenyum, masih bebas dalam hal ber-imaji, bahkan bebas menegur.

Namun, akan datang suatu saat kau menapaki satu per satu umurmu. Kau mulai bertanya, dimana diriku kala itu? dikala aku percaya guru adalah orang yang paling adil, dikala aku percaya merdekanya bangku pendidikan tak pernah membatasi muridnya berkreasi, selama tak membuat risih. Bahkan, selama rambutmu tersisir rapi.

Untuk lelaki, panjang rambutmu tak harus 1,2,3 cm untuk terlihat rapi dan berwibawa. Bukankah para koruptor juga berwibawa? atau memang persepsiku yang salah?


Ingat dek, tak semua yang kelihatan rapi itu baik, dan tak semua yg urakan itu menjengkelkan.


Tetap tersenyum, walau lebar senyummu tak boleh lebih dari 3cm.

Suatu saat kau akan berada di posisi seperti itu dek.

Komentar

Postingan Populer