NOSTALGIA KAUM KUSAM
Entah harus bagaimana kumulai, bisa jadi kisah ini dianggap terlalu bertele-tele untuk dapat ku rangkum, ataupun klise dan mudah ditebak.
Diawali dari dering handphone yang berbunyi, refleks kuangkat dan mulai menyapa, tak butuh waktu lama menebak.
Adakah hal yang paling sumringah selain bertemu kawan lama?
Adakah yang paling gundah selain kecemasan akan dilupakan kawan lama?
Dengan sedikit basa-basi kutangkap beberapa point dari percakapan tadi, selain ingin meng-konsultasikan masalahnya dia juga mengajakku untuk datang melayat ayah dari teman sekelas kami, lebih tepatnya ketua kelas sewaktu sma dulu.
Seberes dari melayat, kami pacu sepeda motor tuk mencari kedai kopi, maklum sudah lama tak bertemu. Banyak hal yang perlu di bicarakan, entah masalah negeri ini, tugas akhir yang tak kunjung kelar, ataupun riuh tepuk tangan yang makin membuat bising para orator.
Tak peduli kau memesan kopi, sedangkan aku dan temanku yang lain memesan teh. Yang pasti diskusi kecil-kecilan yang agak ke-kirian ini tetap jalan terus.
Tak peduli apakah kalian memilih ber-paham nasionalis, liberal, komunis, kapitalis, ataupun agamais, selama kalian sosialis dan tidak rasis sahabat tetap jalan terus.
Tak peduli perbedaan pendapat kita dari dulu hingga sekarang. Kalau dulu kita sering berdebat tentang sepakbola, mungkin sekarang percakapan kita lebih mengarah pada siapakah pembunuh munir, ataupun seberapa bencinya mereka pada syair Widji Thukul.
Salahkah jika mereka mengkritikmu? Salahkah mereka melawan dengan tulisan? Haruskah semua pendapat yang tak sesuai dengan inginmu kau paksa bungkam?
Makin kesini percakapan kita makin berat, makin beda, ya benar kata temanku "Beda kepala Beda isinya"
Walau pendapat kita beda, sahabat jalan terus.
Walau kau kanan aku kiri atau sebaliknya diskusi jalan terus.
Tetap terus menuntut keadilan walau kau tahu Tuhan itu adil.
Jangan pernah kau bungkam, lawanlah walau hanya dengan tulisan.
Karena kata mas Pram — "Aku ingin hidup tapi tak membisu, sebab diam adalah bentuk lain dari kematian itu sendiri"
Komentar
Posting Komentar