MEREKA ANAKMU JUGA
Akhirnya sempat juga, sedikit diberi kesempatan tuk menghela nafas setelah berjibaku dengan rutinitas anak kuliahan. Ya begitulah.
Ingat ini tanggal berapa? Ya, benar tgl 1 Juni, mulai dari Hari Anak Nasional, Hari Kelahiran Pancasila (Telah diresmikan oleh pak Jokowi selaku Presiden RI sebagai hari libur nasional). Kali ini bukan soal Kelahiran Pancasila yg ingin saya bahas, mengingat sobat karib saya @juanratu sudah mulai koar-koar saat orasi yg tak sempat saya simak langsung perkara Kelahiran Pancasila ini.
Hari Anak Nasional. Mengingat saya juga masih bisa disebut anak, tidak heran jika yg harus saya bahas soal Hari Anak Nasional.
Jika sedikit melirik hasil jepretan mas @bahauddinrajabaso di atas, nampak 2 orang anak jalanan yg dengan sumringahnya berenang di atas kubangan bekas galian telepon, seakan tak peduli dengan lalu lalangnya mikrolet yang sibuk mengejar setoran. Mereka tak mau tau soal pasal yg menyatakan "Fakir Miskin dan Anak-Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara" yg pada kenyataannya masih jauh dari harapan.
Masih soal Anak, mungkin akhir-akhir ini sedang marak dengan beredarnya kabar soal Pemerkosaan, entah di TV maupun surat kabar. Setiap orang yang mendengar, pastinya akan mengutuk para pelaku, apalagi korbannya adalah anak di bawah umur. Mulai dari kasus yang sempat heboh soal Yuyun, hingga yang terbaru ini soal anak Sekolah Dasar yang digilir 21 orang pemerkosa.
Banyak yg berkata "Lebih baik mati muda daripada harus disiksa masa Tua".
.
.
Memang terasa hambar, tapi bagaimana nantinya si anak mengetahui masa depannya jika sudah dijadikan pelepas dahaga para penikmat? Mereka masih bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya, hingga nantinya bisa menjadi Presiden layaknya bu Mega, bagaimana mereka akan menggapai cita-citanya jika dirampas paksa oleh mereka yang semena-mena soal hidup mati dan nafsu seorang yang akan menjadi para anak pelurus bangsa? .
.
Atau mungkin ini merupakan takdir yang seolah dipaksakan?
Komentar
Posting Komentar