KOTAKU DIGUYUR KENANGAN




Malam ini kotaku yang sibuk, sedang di guyur hujan. Setidaknya hanya kotaku, bukan diriku yang sibuk diguyur kenangan. Awalnya

Sudah beberapa hari ini, tanah tampak tergenang; seolah acuh tak acuh dengan para pejalan. Acapkali kulihat atap rumah yang sudah tua tampak menangis minta diperhatikan oleh si tuan.

Eh sudah cukup basa basinya.

Setelah jam kuliah selesai, aku langsung bergegas pulang. Kulihat keadaan di luar terpaksa ku urungkan niat tuk pulang sambil menunggu hujan reda. Awalnya masih ingin tetap tinggal, tapi kawanku sepertinya mulai memberikan kode. Sedang ibadah puasa senin-kamis, dan sudah waktunya untuk berbuka ternyata. Baiklah, mau tak mau ku paksa melangkah walau kutahu yang namanya hujan pasti basah.

Di perjalanan pulang tak sengaja kuhirup aroma petrichor; aroma yang muncul kala si tanah dan tetesan hujan bertemu. Baunya khas


Pikiranku langsung melanglang buana, ke masa itu.

Aku ingat, ibu selalu menutup hidungku dengan saputangannya ketika hujan tiba; dia takut aku kena flu karena mencium aroma tanah yang khas itu.

Aku juga ingat, sewaktu kecil ayah selalu membujukku agar tidak main hujan-hujanan dengan teman masa kecil dulu. Ah, betapa harmonisnya keluargaku dahulu. Jadi kangen


Oh ya terima kasih hujan, telah mengajakku bernostalgia

Ku kira engkau hanya bisa memunculkan genangan. Ternyata Kenangan yang hampir di terpa badai pun bisa kau bangkitkan.

Komentar

Postingan Populer