EDELWEIS
Tak semenarik mawar, tak pula se anggun melati. Tapi selalu memikat hati para pengelana, dan para pecandu keindahan.
Ingin sekali kudaki puncak tertinggi demi memetikmu, demi sebuah mantra keabadian yang sudah melegenda tentangmu.
Berceritalah semua tentang dinginnya malammu padaku, walau pada dasarnya aku memang bukan pendengar yang baik.
Berkeluh kesahlah tentang para pendaki yang sering memetikmu serta mengganggumu.
Aku kan tetap menabur benihmu di pegunungan agar bisa kulihat mekarmu di awal bulan April.
Ku urungkan niatku. Terkadang, melihat bunga itu tumbuh dengan indah saja membuat ku sudah bahagia, tak perlu lagi aku memetiknya.
Edelweis memang tak sepantasnya dipetik. Hidup abadi dihati saja sudah cukup. Jika dipetik ku takut nantinya mati.
Perlu kau tau, tak selamanya aku akan menjagamu dari para pendaki yang nakal.
Aku perlu menjauh, bukan karena aku keparat ataupun bangsat. Ini hanya lebih untuk menghargai jarak.
Sepertinya aku harus kembali pulang dan membiarkanmu menjauh diantara lebatnya belantara
Benar kata buku yang ku baca, "Sejauh apapun bertualang, pada akhirnya cinta akan mengenal kata pulang"
Jika dirimu mekar kembali, ingin aku menjagamu tanpa harus memetikmu..
Aku salut denganmu.
Komentar
Posting Komentar